Selasa, 22 Maret 2011

Serat dan Kanker Kolon

Serat dan Kanker Kolon

Sel di dalam tubuh yang memiliki kemampuan untuk berbiak secara tak terkendali disebut dengan Kanker. Penyebab awal kanker usus adalah terjadinya pelarutan pada lapisan lendir permukaan dalam usus besar dan pengikisan sel-sel permukaan usus yang kemudian karsinogenik atau virus ke dalam sel. Zat kersinogenik adalah zat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kanker. Kelompok sereal atau padi-padian memiliki kandungan asam pitat yang mampu menghancurkan kanker.

Dinding Usus akan selalu bergerak ritmis dinamis dan berkesinambuangan sepanjang manusia hidup, maka selama itu pula akan terjadi gerak gesekan antara sel permukaan di sepanjang dinding usus dengan benda-benda atau zat-zat yang ada dalam makanan dalam usus. Gesekan yang terjadi bisa menimbulkan dampak adanya kemungkinan terkikisnya sel-sel lapisan permukaan usus. Hadirnya zat kimia berbahaya dalam usus bisa memperparah proses pengikisan dan pelarutan dinding-dinding sel. Perusakan akibat pengikisan ini tidak hanya membuat sel-sel mati dan mempengaruhi kinerja serabut pili-pili usus pada saat aktivitas penyerapan zat gizi. Tetapi lebih dari itu, pengaruh yang diberikan oleh zat-zat kimia berbahaya tersebut adalah adanya kemampuan untuk mengacaukan pembacaan kode genetik yang telah dikodekan gen,  selanjutnya akan beresiko pada hasil terjemahan yang keliru, sehingga diperoleh produk berbeda dari yang diharapkan.

Mengimbangi banyaknya sel-sel permukaan dalam usus yang rusak akibat frekuensi gesekan yang tinggi oleh tinja bertekstur keras dan kering akibat kurang serat, atau adanya aksi pelarutan yang dilakukan oleh zat-zat kimia berbahaya itu. maka pergantian sel permukaan usus harus dilakukan dengan segera dan cepat oleh sistem tubuh. Sebuah proses keseimbangan telah dilakukan begitu teratur dan rapi oleh usus. Masalahnya, apabila jumlah kerusakan sel akibat pengikisan lebih banyak dari jumlah sel-sel baru yang dihasilkan. Lapisan lendir yang selama ini melindungi sel akan hilang secara perlahan dan pasti. Sel permukaan usus menjadi mudah rusak dan sensitif terhadap pengaruh dari luar. Hilangnya lapisan lendir ini memberi peluang lebih lama pada sel-sel permukaan usus untuk bersentuhan langsung dengan mikroorganisme-mikroorganisme berbahaya seperti zat karsinogenik yang merupakan zat penyebab kanker.

Apabila zat-zat kimia penyebab kanker telah menyusup ke dalam sel, maka proses ini dengan segera diikuti oleh adanya perubahan pada DNA. DNA adalah Dioxyribo Nucleid Acid merupakan sebuah materi gen yang rumit susunannya dan bentuknya sulur yang ada di dalam sel. Ketika terjadi perubahan pada DNA, sel akan merespon perubahan ini secara cepat dan melakukan pertumbuhan sendiri secara independen. Sel yang telah terinfeksi akan mengikuti perubahan baru dan mengikuti instruksi genetik yang baru tanpa menghalangi atau mengganggu sedikit pun pertumbuhan sel lain di sekitarnya.

Sejumlah sel dalam tubuh yang telah terinfeksi memiliki kemampuan untuk berkembangbiak secara tak terkendali. Sel yang mempunyai sifat seperti itu dikenal sebagai kanker. Ada tiga penyebab umum timbulnya kanker, yaitu pengaruh radiasi akibat penyinaran sinar X-ray terinfeksi akibat zat-zat kimia tertentu yang bersifat karsinogenik serta adanya infeksi yang terjadi karena serangan virus.
Sebenarnya pada saat perkembangan awal, ketika masa pertama sel berubah untuk berbiak bertambah banyak dan bertambah besar sel kanker ini dapat dimatikan. Hal ini mungkin dikarenakan kondisi pertumbuhan sel kanker pada DNA belum sempurna, kemudian diikuti oleh adanya aksi perlawanan yang luar biasa dari sistem kekebalan tubuh yang memiliki sifat selalu menghancurkan hadirnya sel kanker. Perkembangan sel kanker dari stadium awal sampai stadium empat merupakan tahap lanjutan yang membahayakan untuk menyebar dan menginfeksi sel lain. Setelah makanan sampai di usus besar, beberapa mikroba akan mengurangi menjadi residu-residu yang bersifat racun. Jika terjadi kontak dengan mukosa usus dalam jangka wakltu tertentu, misalnya mengkonsumsi makanan kaya serat disamping dapat menurunkan risiko kanker usus besar ternyata juga dapat menurunkan risiko kanker mulut dan kanker tenggorokan hingga 50%.

Kegemukan dan gerak aktif (kurang olahraga) bisa menambah risiko terjadinya kanker. Kegemukan yang terjadi sering disebabkan oleh pola makan yang salah. Telah lama dipahami, jika kegemukan itu dapat menjadi biang munculnya semua jenis kanker, kecuali kanker paru-paru.
Gangguan sembelit kronis secara tidak langsung juga mempunyai peluang besar untuk berkembang menjadi kolon. Hal ini disebabkan oleh tertumpuknya zat-zat karsinogenik di permukaan kolon yang terjadi akibat kondisi tinja yang keras, kering dan lambatnya gerak pembuangan keluar tubuh. Asupan serat makan yang cukup akan membantu mempercepat masa singgah tinja di dalam saluran pencernaan. Kondisi tersebut dapat mengurangi kesempatan berbagai mikroorganisme dalam kolon untuk membentuk zat-zat karsinogen sebagai zat penyebab terjadinya kanker. Disamping itu, masa singgah tinja yang cepat akan memperkecil waktu kontak antara kolon dengan berbagai zat karsinogen yang terbawa dalam makanan, sehingga peluang terjadinya kanker dalam kolon dapat diperkecil.


Di dalam usus besar, serat membentuk  tinja menjadi lebih besar bertekstur lunak dan lembab. Apabila jumlah asupan air cukup banyak atau jumlah air dalam usu besar ada pada kondisi mencukupi, maka bentuk ikatan serat makanan yang kompleks ini dapat memperkecil peluang serat untuk mengikat lendir permukaan usus apalagi mengikisnya. Hal ini terjadi karena kemampuan serap pada serat makanan sudah tidak ada lagi, ikatan yang dibentuk serat-serat itu telah dipenuhi oleh air atau telah berikatan sedemikian rupa dengan cairan zat-zat dalam usus. Kondisi ini dapat melindungi permukaan usus dari kerusakan atau luka akibat gesekan yang ditimbulkan karena adanya gerak peristaltik sekaligus menghindari permukaan usus dari kontak langsung dengan zat-zat berbahaya atau mikroorganisme merugikan dalam usus.
Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, mengkonsumsi makanan berkadar lemak tinggi dan mengkonsumsi banyak daging merah berlemak adalah dua hal yang dapat memicu timbulnya kanker usus. Keduanya termasuk golongan lemak bermasalah yang dapat meningkatkan keaktifan asam empedu dan asam lemak. Kelebihan jumlah asam empedu dalam saluran pencernaan akan mempercepat pengahcuran lapisan sel-sel permukaan usus.


Kandungan zat besi dan produk pecahan hemoglobin, seperti bilirubin, umumnya ada dalam jumlah yang cukup tinggi dalam tinja untuk kelompok pengonsumsi makanan tinggi lemak dan daging merah. Perlu digaris bawahi bahwa ikatan komples besi-bilirubin akan menghasilkan hidroksil radikal bebas, zat ini sangat reaktif dan memiliki kemampuan untuk mengancurkan lapisan sel-sel permukaan usus. Komples besibilirubin dapat menyebabkan kanker. Meski demikian keganasan hidroksil radikal bebas besi-bilirubin dapat dihambat dan dihancurkan oleh adanya asam pitat dalam tubuh. Asam pitat dapat mengancurkan ikatan efektif besi-bilirubin dan mencegah terjadinya tatanan ikatan hidroksilradikal bebas.
Dalam usus, asam pitat akan mengikat zat besi dengan sangat kuat, ikatan ini merupakan langkah dasar terbentuknya antioksidan yang berfungsi sebagai zat antikanker. Jika zat ini tidak membentuk suatu ikatan kompleks, maka zat besi dapat memicu terjadinya pembebasan radikal bebas yang dapat menghancurkan sel-sel lapisan permukaan usus sekaligus akan menimbulkan kanker. Asam apita yang terkandung dalam sereal (padi-padian),legume(polong-polongan) dan nuts (kacang-kacangan) diketahui sebagai zat antioksidan alami tanaman. Zat ini nyaris tidak ada dalam buah-buahan, kentang, dan tepung. Asam pitat dipercaya sebagai zat penting yang dapat menghindari serangan kanker usus.

Sebagian besar, kelompok sereal (seperti gandum) dan kelompok biji-bijian (seperti wijen) memiliki kandungan asam pitat tinggi, Sebaliknya pada buah-buahan, sayur-sayuran dan makanan yang berasal dari tepung umumnya mempunyai kandungan asam pitat rendah. Guna mencegah atau mengurangi serangan kanker usus dianjurkan agar mengkonsumsi makanan yang bberasal dari kelompok padi-padian. Kelompok ini merupakan sumber serat yang paling baik untuk mencegah timbulnya kanker usus.

Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak garam, penggunaan temperatur terlalu tinggi ketika menggoreng atau mengasap, terlau banyak meminum alkohol dan sedikit asupan serat makanan (dietary fiber) adalah beberapa faktor penyebab terjadinya radikal bebas. Apabila faktor-faktor ini tidak bisa dihindari dan terpaksa dilakukan hendaknya bahaya radikal bebas ini diimbangi dengan cara memakan makanan yang mengandum zat antioksidan, diantaranya adalah tempe atau makanan dari kelompok padi-padian.

Berikut beberapa kiat sederhan yang bisa kita terapkan dalam kehidupan seharihari sebagai upaya mengurangi risiko kanker:
1. Berolah raga secara teratur
2. Hindari kegemukan
3. Kurangi asupan lemak sampai dengan 25% total kalori
4. Banyak maka makanan kaya serat seperti:padi-padian, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran
5. Hindari mengkonsumsi alkohol
6. Mengkonsumsi makanan kaya vitamin A dan C pada menu makanan setiap hari
7. Konsumsi garam dalam jumlah yang wajar, sama halnya dengan roko dan makanan yang mengandung nitrit
8. Hindari penggunaan temperatur tinggi ketika menggoreng atau mengasap makanan ( makanan yang matang dengan cara dibakar)
9. Hindari penggunaan berkali-kali minyak bekas gorengan.


Dikutip dari Buku Hidup Sehat dengan Makanan Kaya Serat
Oleh : Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes.
IPB Press 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar